Senin, 30 Mei 2016

9 HAL YANG ANAK BOYOLALI KURANG TAHU TENTANG BOYOLALI



Boyolali. Adalah salah satu kabupaten penghasil susu sapi segar berkualitas super. Boyolali sebenarnya menyimpan banyak sekali cerita, namun kita bahas informasi yang keren-keren aja. Cerita yang akan dibahas tidak semua orang Boyolali tahu.

Yuk kita bahas beberapa hal yang anak Boyolali kurang tahu tentang Boyolali :

1.    ATLANTIS KECIL (KOTA AIR)

Tlatar - Taman Air
Plato (sastrawan Romawi) bercerita bahwa Atlantis adalah sebuah wilayah yang makmur dengan batuan mulia, dan ‘mother of all civilazation’ dengan kerajaan berukuran benua yang menguasai pelayaran, perdagangan, menguasai ilmu metalurgi, memiliki jaringan irigasi, dengan kehidupan berkesenian, tarian, teater, musik, dan olahraga. Nah, jika dihubung-hubungkan dengan cerita itu Boyolali itu ibarat Atlantis Kecil. Boyolali memiliki jaringan irigasi yang istimewa, dari Umbul Tlatar, Umbul Pengging, Umbul Nglebak, Waduk Badhe, Waduk Cengklik, dll dapat digunakan untuk mencukupi kebutuhan air bersih maupun untuk bercocok tanam di Boyolali, dan tidak pernah habis hingga sekarang. Memiliki kebudayaan yang tinggi dengan ditemukannya banyak Candi-candi. Potensi bentonit (tanah liat vulkanis) yang belum terekspos juga sumber alam yang menarik untuk di angkat dan dikembangkan. Boyolali adalah tempat transit yang strategis bagi para pedagang yang akan ke Semarang ataupun sebaliknya ke Surakarta (Solo), sehingga menjadi jalur penting transportasi dan komoditi. Hasil bumi yang beragam dari sayuran di daerah lereng Gunung Merapi dan Merbabu, susu, padi yang melimpah hingga tembakau pun ada. Dari kesenian boyolali juga memiliki pujangga yang tersohor namanya alm.  R.Ng. Yosodipuro, beliau adalah pujangga Keraton Surakarta jaman Pakubuwono II, III, dan IV. Kerajinan tembaga dan kuningan juga dapat dijumpai di Boyolali. Boyolali juga masih dalam satu karesidenan dengan Solo Raya, sehingga sangat dekat dengan Keraton Surakarta. Menurut kalian, layakkah Boyolali di sebut Atlantis Kecil?


  1.  BELUM ADA PABRIK SUSU OLAHAN DI BOYOLALI

Di Boyolali, kita akan menjumpai patung-patung sapi belang-blonteng hitam putih, dengan puting-puting susu di bagian bawah tubuhnya, di berbagai tempat. Itu patung sapi perah. Sapi perah memang menjadi ikon dari Kabupaten Boyolali, karena daerah ini merupakan penghasil susu terbesar di Jawa Tengah. Namun adakah pabrik susu olahan di Boyolali? Tidak ada, men. Sampai pusing ga nemu-nemu juga, namun katanya sih ada namanya PT. Susu Kental Manis Boyolali, tapi setelah dicari-cari tidak ketemu juga. Yang ada adalah GKSI Boyolali (Gabungan Koperasi Susu Indonesia) yang hanya mengumpulkan, mensterilkan dan menyetorkan susu segar ke Pabrik Susu Olahan di Semarang, Yogyakarta, Klaten dan daerah sekitarnya. Penghasil susu segar namun tak punya pabrik susu olahan, kapan Boyolali punya Pabrik Susu Olahan sendiri yak?


  1.   BUKAN SOTO, NAMUN SAMBEL LETHOK

Sambel Tumpang Pak Suprih
Banyak yang mengira makanan khas Boyolali adalah Soto. Karena di sepanjang jalan dapat ditemui warung-warung soto yang ramai dan penuh dengan pelanggan. Ada Soto Mbok Giyem, Soto Ndelik, Soto Rumput, Soto Nggopir, Soto Sedaap, dll. Namun ternyata makanan khas Boyolali itu sebenarnya bukan soto, melainkan sambel lethok. Ya, Sambel Lethok (alias Sambel Tumpang). Sambel Lethok adalah makanan khas Boyolali yang dibuat dengan bahan utama Tempe Busuk (hampir) dihancurkan dan ditambah dengan bumbu-bumbu lain, sehingga menimbulkan aroma yang khas. Rasanya yang gurih sangat cocok dipadukan dengan sayuran semacam daun pepaya, atau rambut buto (Adas), biasa dimakan dengan nasi atau bubur. Jika ingin mencobanya silakan mampir saja ke Warung Sambel Lethok Pak Suprih atau Warung Sambel Lethok Mbah Merto. Letaknya tak jauh dari Terminal Boyolali, dan jangan kaget jika warungnya selalu ramai dan berjubel karena warungnya kecil banget, dan yang beli adalah kebanyakan warga biasa yang sedang sarapan sebelum beraktivitas ke sawah maupun ke pasar. Murah meriah dan sederhana. Istimewa.


  1.   BANDARA ADI SOEMARMO BOYOLALI

Adi Soemarmo Boyolali
Banyak warga Boyolali yang masih mengira bahwa Bandara Internasional Adi Soemarmo itu milik Surakarta (Solo). Padahal Bandara Adi Soemarmo itu milik Boyolali, tepatnya terletak di Kecamatan Ngemplak, Boyolali. Dahulu memang di tulis Adi Soemarmo Surakarta namun sekarang diganti menjadi Adi Soemarmo Boyolali. Kabupaten Boyolali, sebagai pemilik resmi wilayah yang ditempati Bandara Adi Soemarmo merasa belum mendapatkan kemanfaatan yang lebih dengan keberadaan bandara selama ini. Maka dengan perubahan nama tersebut diharapkan akan hadir keseimbangan dan aspek keadilan yang lebih merata. Harapannya Boyolali menjadi punya posisi tawar yang lebih dari sisi ekonomi maupun pariwisata. 

5.   BOYOLALI (PERNAH) PUNYA STASIUN


Peta Jalur Kereta Boyolali - Sunggingan
Boyolali ternyata pernah memiliki 2 Stasiun. Yang pertama yaitu Stasiun Boyolali (BI) adalah nama Stasiun kereta api nonaktif yang berada di Boyolali Kota, termasuk Daop VI Yogyakarta. Dahulu, jalur dan stasiun ini dioperasikan oleh Nederlans-Indische Spoorweg Maatschappij (NIS) untuk jalur kereta api uap biasa pada tahun 1911 sebagai perpanjangan jalur Soloche Tramweg Maatscahppij (SoTM) yang diambil alih NIS dari Purwosari hingga Boyolali. Namun jalur ini ditutup oleh PJKA selama dekade 1970-an beserta stasiun dan seluruh layanannya karena kalah bersaing dengan mobil pribadi dan angkutan umum. Letak Stasiun Boyolali diyakini berada di seberang Kantor Pos Boyolali, dan bangunannya sudah berubah menjadi Kantor Panti Marhaen (Kantor DPC PDIP). Kemudian stasiun yang kedua itu Stasiun Sunggingan, letaknya adalah di sekitaran Pasar Sunggingan. Jejak patok-patok PT. Kereta Api Indonesia masih ada, namun jejak peninggalan Stasiun Boyolali atau Stasiun Sunggingan sudah sangat sulit ditemukan. Pastinya bakalan keren yah, kalo jalur menuju Stasiun Boyolali itu diaktifkan lagi.

  1.   WOODBALL

Boyolali ditunjuk sebagai tuan rumah Turnamen International Woodball. Permainan Woodball adalah permainan mirip golf namun semua peralatannya dari kayu. Mulai diperkenalkan pada tahun 2002 di Indonesia oleh Tandiono Jecky dan Dr. Nugroho Widiasmadi, yang kemudian menjabat sebagai Presiden dan Wakil Presiden Indonesia Woodball Association (IWBA). Lintasan Woodball pertama di Indonesia dibangun di Taman Air Ecotourism, Tlatar Boyolali, Jawa Tengah. IWBA menyelenggarakan 1st Indonesia Open Woodball International Championship 2007 di Etasia, Boyolali. Pengen tahu Woodball kayak apa? maenlah ke Ecotourism Tlatar Boyolali.


  1.   Prof. dr. SUHARSO

Banyak yang belum tahu bahwa Boyolali mempunyai Anak Bangsa yang super keren, sekaligus Pahlawan Nasional dan seorang Dokter. Prof. dr. Suharso, itulah namanya. Dia adalah Pahlawan Nasional dari Boyolali, Jawa tengah. Lahir di Ampel, Boyolali, Jawa Tengah 13 mei 1912.. Beliau adalah dokter ahli bedah, dan pendiri Pusat Rehabilitasi Profesor Dokter Suharso yang merupakan tempat merawat penderita cacat jasmani. Pada masa Indonesia merdeka, ia menyumbangkan tenaganya untuk membantu perjuangan dengan merawat para korban pertempuran. Diantara para korban itu banyak yang kehilangan tangan atau kaki. Suharso merasa iba melihatnya dan tidak ingin mereka kehilangan semangat hidup, terlebih mereka telah berjuang demi bangsa dan negara. Beliau kemudian mencoba membuat tangan dan kaki buatan. Usaha beliau mendapat perhatian pemerintah sehingga pada tahun 1950 ditugaskan ke Inggris untuk mendalami ilmu prothese (anggota tubuh buatan). Sekembalinya dari lnggris, ia mendirikan Pusat Rehabilitasi (Rehabilitation Center) bagi para pasien yang kehilangan anggota tubuh di Solo. Pada tanggal 27 Februari 1971 Prof. dr. Suharso meninggal dunia dan dimakamkan di Kelurahan Seboto, Kecamatan Ampel, Kabupaten Boyolali. Sebagai seorang dokter, Suharso telah membantu banyak prajurit TNI yang harus kehilangan anggota tubuh akibat pertempuran. Sebagai penghormatan atas jasanya, nama dr. Suharso antara lain diabadikan sebagai nama Rumah Sakit  dr.Suharso di Solo dan menjadi nama Kapal rumah sakit terbaru milik TNI AL. 

8.   NOL KILOMETER, TAMAN KOTA DAN ALUN-ALUN



Sono Kridanggo dan Adipura
Setiap kota dan daerah di manapun itu, pasti memiliki Titik Pusat Kota, sering dinamakan Nol Kilometer.  Tahukan kalian dimana Nol Kilometer Boyolali itu? Pada awalnya Boyolali hanya memiliki Taman Kota Sono Kridanggo, bukan Alun-Alun seperti yang sekarang berada di Komplek Kabupaten Boyolali. Oleh Pemkab. Boyolali, Taman Kota tersebut disulap menjadi Icon Boyolali yang mewah, yaitu Simpang Lima lengkap dengan Patung Arjuna Wiwaha. Usaha yang cukup bagus untuk memperkuat identitas dan pariwisata Boyolali. Pemkab juga mengganti Taman Sono Kridanggo tersebut dengan membangun Alun-alun Boyolali, sekitar 2 KM dari Sono Kridanggo. Namun ada yang kurang lengkap karena di depan Taman Kota Sono Kridanggo tersebut dahulu terdapat Tugu Adipura yang menjadi Icon Nol Kilometer Boyolali, karena restorasi itulah kemungkinan besar tempatnya sudah agak bergeser, dan kurang adanya informasi yang menunjukkan tentang keberadaan Titik Nol Kilometer tersebut.

9.   KAOS ORIGINAL BOYOLALI (KOBOY)
      
KOBOY Head Office
Jika ingin mencari merchandise atau oleh-oleh cinderamata Boyolali yang bisa menggambarkan Boyolali dengan keren, kamu harus datang ke KOBOY (Kaos Original Boyolali). Di sini dijual kaos, tas, gantungan kunci, stiker dan banyak lagi lainnya. Desainnya selalu baru, karena hanya dibuat sangat terbatas. Selain menjual merchandise, KOBOY juga melakukan pergerakan untuk melestarikan kebudayaan Jawa. Dalam berbagai karyanya menyusupkan budaya dan seni Jawa sekaligus untuk nguri-uri kabudayan Jawi, agar Orang Jawa tidak kehilangan Kejawaannya. 


KOBOY terletak di Belakang Kantor Kecamatan Teras (Depan SMP N 2 Teras) Jl. Boyolali – Solo KM.7, Mojolegi, Teras, Boyolali, Jawa Tengah.


Gimana? Jadi tambah tahu banyak tentang Boyolali kan.




Foto : Google